Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin berencana menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Hal itu untuk mencegah masuknya paham radikalisme ke sekolah agama atau pesantren. "Kan sering kali isu radikalisme, terorisme, dan ekstremisme menghantui atau dikaitkan dengan sekolah agama. Makanya kami akan menangkalnya bekerjasama dengan BNPT," kata Lukman Hakim, seusai meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) berbasis online di MAN Insan Cendekia (IC) Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (4/4/2016).
Kerja sama yang dimaksud masih dalam pemikiran yang luas. Bisa dalam arti pemberian pemahaman nasionalisme, cinta tanah air berdasarkan ajaran agama Islam, hingga berbagai usaha bentuk penangkal radikalisme lainnya. Sekolah agama tersebut meliputi berbagai unsur yaitu pesantren untuk semua jenjang pendidikan, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA) baik negeri maupun swasta. Bila digabung, ada sekitar 7.262 madrasah yang berdiri di Indonesia.
Lukman mengatakan, tidak hanya untuk mencegah terorisme, radikalisme, dan ekstremisme, Kemenag juga terus memberikan pengetahuan dan penanaman tentang nasionalisme. Sebab cinta tanah air merupakan bagian dari yang diajarkan agama. "Penanaman kesadaran seperti ini tidak kalah pentingnya dibanding memberikan pengenalan ketiga hal tadi," kata Lukman.
Dia mengatakan, untuk lebih menambah keragaman dan ilmu pengetahuan, Kemenag sudah mempraktikkan sekolah dengan sistem boarding school. Dengan sistem ini, siswa akan lebih mudah dipantau kesehariannya. "Tentu dengan berbagai evaluasi penunjang pendidikan untuk anak-anak bangsa ini. Ini juga jadi PR kami," tutur Lukman Hakim Saefuddin. (Sumber: newsliputan6.com)